Instalasi Ubuntu Server 16.04 Panduan Praktis Squid
Instalasi Ubuntu Server
Salah satu hal yang perlu diperhatikan ketika Anda akan menginstalasi Squid adalah memilih OS (Operating System) yang akan menjadi tempat dimana nantinya service proxy dan web cache diinstall. Memilih sistem operasi ini erat kaitannya dengan fitur yang akan Anda gunakan, misalnya caching https content, transparent proxy.Sebagai contoh, Anda ingin mengaktfkan fitur transparent proxy (tproxy mode), maka Anda harus memilih sistem operasi yang mendukung tujuan tproxy tadi supaya berjalan lancar seperti kernel support tproxy, iptables support tproxy. Jika salah dalam memilih sistem operasi, maka bisa dipastikan tujuan yang ingin dicapai butuh kemampuan lebih seperti patch kernel dan patch iptables. Contoh lain misalnya Anda memilih OS Windows untuk Squid, apakah fitur-fitur yang ingin Anda gunakan bisa berjalan mulus? Seperti kita ketahui Windows tidak mensupport transparent proxy kecuali dengan bantuan software pihak ketiga yang belum tentu gratis. Bahkan ada satu sistem operasi yang tidak mensupport fitur caching https kecuali kita harus mengaktifkan fitur tersebut sendiri dan rebuild sistem operasi tersebut, yang sudah tentu harus memiliki kemampuan rebuild sistem operasi dan pastinya membutuhkan waktu yang lama bahkan setiap ada update versi Squid yang baru harus rebuild ulang kembali. Tapi sekali lagi ini hanya opini pribadi dari saya, toh nantinya akan kembali kepada Anda sebagai system administrator mau memilih sistem operasi yang akan digunakan.
Saat ini, saya memilih menggunakan sistem operasi Ubuntu Server versi 16.04.1 LTS karena versi ini merupakan versi stable. Saya lebih suka menggunakan versi LTS untuk dukungan support yang cukup lama. Kenapa harus Ubuntu Server? Seperti sudah saya jelaskan diawal bahwa sistem operasi ini sudah mendukung fitur-fitur nantinya yang akan saya gunakan tanpa harus ribet dengan urusan lain-lain. Bagi pemula yang mulai mempelajari atau mengkonfigurasi Squid hal ini tentu akan memudahkan sekali. Bahkan teman saya yang baru pertama kali menginstall Squid di Ubuntu Server langsung jatuh cinta dengan sistem operasi ini. Jika Anda searching di internet, ada banyak referensi, tutorial yang menggunakan Ubuntu Server sebagai server proxy Squid, tentunya akan bermanfaat sebagai bahan ngoprek.
Agar instalasi dan konfigurasi Squid bisa berjalan lancar sesuai petunjuk dalam artikel ini, maka saya asumsikan Anda juga menggunakan OS Ubuntu Server versi 16.04.1 LTS.
Untuk mendapatkan Ubuntu Server, Anda bisa mendownload langsung dari website resminya di http://releases.ubuntu.com/16.04/ atau pada mesin-mesin mirror Ubuntu di lokasi-lokasi yang terdekat dengan Anda. Untuk mirror download di Indonesia Anda bisa cek di http://kartolo.sby.datautama.net.id/Ubuntu-cd/xenial/ , lihat bagian Server install image, ada dua pilhan yaitu 64-bit PC (AMD64) dan 32-bit (i386). Silahkan cek dan sesuaikan dengan prosesor yang digunakan. Agar performa Squid proxy cache optimal dan maksimal, saya sarankan menggunakan prosesor yang support 64bit dengan RAM minimal 4GB.
Saat ini, saya asumsikan Anda bisa melakukan burning iso file ke CD/DVD atau menggunakan media lain dan melakukan konfigurasi boot awal melalui media tersebut.
Berikut ini adalah langkah-langkah instalasi Ubuntu Server 16.04.
- Pada tampilan pertama boot Ubuntu Server akan diminta untuk memilih Bahasa saat instalasi. Saya memilih English lalu tekan tombol Enter untuk melanjutkan.
- Tampilan berikutnya, pilih Install Ubuntu Server dan tekan tombol Enter.
- Selanjutnya Anda diminta memilih Bahasa yang akan digunakan oleh sistem operasi Ubuntu Server. Saya pilih English lalu tekan Enter untuk melanjutkan.
- Tahap berikutnya, Anda diminta memilih lokasi saat ini, karena pada tampilan pertama tidak ada negara Indonesia, kita pilih Other lalu tekan Enter ke tampilan selanjutnya.
- Pilih Asia lalu tekan Enter untuk ke tampilan selanjutnya.
- Lalu pilih Indonesia dan tekan Enter.
- Selanjutnya, kita diminta untuk menentukan locale settings, karena sistem tidak bisa menentukan locale settings yang tepat berdasarkan kombinasi Bahasa dan Negara yang sebelumnya saya pilih, maka saya harus memilih manual. Pilih United States – en_US.UTF-8.
- Selanjutnya sistem akan bertanya, apakah akan melakukan deteksi layout keyboard secara automatis, saya pilih No lalu tekan tombol Enter untuk ke tampilan selanjutnya
- Pilih English (US) lalu tekan Enter.
- Pilih English (US) untuk keyboard layout.
- Selanjutnya adalah pilihan untuk mengkonfigurasi jaringan. Kita akan melakukan konfigurasi IP Address statik untuk Ubuntu Server. Pilih Continue lalu tekan Enter untuk melakukan konfigurasi manual.
- Pilih configure network manually
- Selanjutnya isi IP Address: 192.168.0.101 lalu tekan Enter.
- Isi netmask: 255.255.255.0 lalu tekan Enter.
- Isi Gateway: 192.168.0.1 (ini adalah IP Address pada interface ether2 di router MikroTik).
- Lanjutkan dengan mengisi IP DNS Server: 192.168.0.1 (saya menggunakan DNS Server yang ada di router MikroTik).
- Selanjutnya kita diminta untuk mengisikan nama komputer atau hostname. Saya isi: s-proxy-dsi2 lalu tekan Enter untuk melanjutkan.
- Untuk domain name, cukup dikosongkan lalu tekan Enter.
- Pada tampilan berikutnya, Anda akan diminta untuk mengisi username dan password. Pertama isi Full Name: MikroTiker SquidLover lalu tekan Enter
- Selanjutnya Anda diminta mengisi username, saya menggunakan username: squidlover. Pastikan Anda mencatat username dan password pada instalasi ini untuk login ke Ubuntu Server nantinya. Jika lupa maka harus menginstall ulang dari awal.
- Lanjut dengan mengisi password, gunakan tombol spasi untuk memilih Show Password in Clear untuk memastikan password yang diketik sudah benar lalu tekan Enter.
- Ketikkan kembali password untuk konfirmasi dan memastikan password yang diisi sama dengan sebelumnya.
- Pilih No pada pertanyaan Encrypt your home directory?
- Tahap berikut ini, kita diminta oleh sistem untuk memilih Time Zone karena PC Ubuntu Server belum terkoneksi ke internet. Saya pilih Western (Sumatra, Jakarta, Java, west and Central Kalimantan).
- Selanjutnya sistem akan mendeteksi harddisk dan kita akan diminta untuk melakukan partisi. Untuk partitioning method, kita pilih Manual.
- Selanjutnya pilih harddisk yang terpasang, pada contoh ini (sda) 20 GB. Saya menggunakan 1 harddisk dengan kapasitas 20 GB. Tekan Enter untuk melanjutkan.
- Berikut ini adalah layout partisi yang akan kita buat:Tabel
diatas menjadi referensi kita untuk tahap partisi. Kita lanjutkan
dengan membuat partisi sesuai layout pada tabel diatas. Akan muncul
tampilan seperti berikut:
Pilh Yes dan tekan Enter untuk membuat tabel partisi baru - Pilih pri/log 20.0 GB FREE SPACE dan tekan Enter.
- Pilih create a new partition
- Selanjutnya isi 1GB untuk partisi /boot lalu tekan Enter.
- Pilih Primary untuk partition type
- Untuk location new partition, pilih Beginning.
- Selanjutnya pilih mount point lalu tekan Enter.
- Pilih /boot lalu tekan Enter.
- Pilih bootable flag lalu tekan Enter. Pastikan bootable flag menjadi on.
- Pilih Done setting up the partition
- Selanjutnya kita akan membuat partisi untuk root. Pilih pri/log 19,0 GB FREE SPACE lalu tekan Enter.
- Pilih create a new partition
- New partition size diisi 4GB
- Pilih primary untuk type new partition
- Location Beginning.
- Karena tidak ada yang perlu diubah, pilih Done setting up the partition.
- Kita lanjutkan untuk membuat partisi swap. Pilih pri/log 15,0 GB FREE SPACE.
- Pilih create a new partition
- Isi new partition size 1GB.
- Type for new partition primary.
- Location Beginning.
- Lalu pilih use as dan tekan Enter.
- Pilih swap area lalu tekan Enter.
- Pilih Done setting up the partition
- Selanjutnya kita bikin partisi untuk log squid /var/log/squid. Pilih pri/log 14.0 GB FREE SPACE lalu Enter.
- Pilih create a new partition.
- Isi new partition size 4GB.
- Kali ini untuk type partition, kita pilih Logical.
- Location beginning.
- Pilih Mount point lalu tekan Enter.
- Pilih Enter manually.
- Isi /var/log/squid lalu tekan Enter.
- Pilih Mount options tekan Enter.
- Pilih noatime menggunakan tombol spasi sampai muncul * lalu tekan Enter.
- Pilih Done setting up the partition.
- Sampai pada partisi terakhir untuk cache_dir yaitu /cache. Pilih pri/log 10.0 GB FREE SPACE.
- Pilih create a new partition.
- Isi new partition size 10GB.
- Perlu diingat bahwa ukuran cache_dir harus disesuaikan dengan ukuran RAM agar performa proxy server bisa optimal. Selanjutnya pilih Mount point tekan Enter.
- Pilih Enter manually.
- Isi dengan /cache.
- Selanjutnya pilih Mount options tekan Enter.
- Pilih noatime menggunakan tombol spasi sampai muncul * tekan Enter untuk melanjutkan.
- Pilih Done setting up the partition.
- Setelah yakin bahwa layout partisi sudah sesuai dengan tabel diatas maka pilih Finish partitioning and write changes to disk
- Tampilan selanjutnya adalah konfirmasi bahwa akan dilakukan format pada partisi yang sudah dibuat. Pilih Yes jika sudah yakin
- Pada saat instalasi, sistem akan mencoba terkoneksi ke internet untuk melakukan update. Sistem akan bertanya apakah kita menggunakan HTTP Proxy untuk berkomunikasi ke internet, kosongin saja dan tekan Enter.
- Pilih No automatic updates jika muncul pertanyaan How do you want to manage upgrade on this system?.
- Proses instalasi core (kernel) sistem selesai, tahap berikutnya, sistem akan bertanya software apa yang mungkin kita butuhkan untuk diinstall, karena saya butuh remote access ke server, maka pilih OpenSSH server
- Sampai tahap akhir, sistem akan bertanya apakah akan menginstall GRUB Boot Loader ke master boot record, pilih Yes.
- Jika tidak ada masalah, maka seharusnya instalasi sistem operasi Ubuntu Server dan OpenSSH server sudah selesai. Sistem akan meminta Anda untuk mengeluarkan atau mencabut media instalasi yang digunakan, dalam hal ini CD/DVD. Jika sudah, tekan tombol Enter untuk sistem melakukan reboot sistem.
- Sumber : https://dokter-squid.com/instalasi-ubuntu-server-16-04/
0 Response to "Instalasi Ubuntu Server 16.04 Panduan Praktis Squid"
Post a Comment